♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥
" Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja... "
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa
mengingat. Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan
disebuah Perusahaan XXX, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.
"Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa"
Pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun
ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru
kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini
dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa
Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang
fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel
yang kubaca ... orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan
cenderung untuk bersikap kanak-kanak ..... Tapi entahlah.... Niatku
ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak
akan pernah mengatakan apa-apa.
Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya,
"Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ? "
Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana . Terbata-bata Ibu berkata,
"Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah
dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi
menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian.
Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri"
Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.
Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa
jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha
untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang
masing-masing.
Diam-diam aku bermuhasabah... Apa yang telah
kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan
bangga pada putera putrinya ?
Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab,
"Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu.
Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kalian
berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di
pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu. Setelah dewasa, kalian berprilaku
sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap
kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan
orang tua"
Lagi-lagi aku hanya bisa berucap,
"Ampunkan aku
ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan
kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu."
Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang
wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk
"cuti" dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu.
Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan
mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa
dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan
membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan
sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi...
Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?
"Nak... bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.."
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu
sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya
lekat-lekat dan kuucapkan,
"Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu...".
Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan... Cintaku ini milikmu,
Ibu... Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa
menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..
Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "aku sayang padamu... ",
Namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta
yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah.
Ayo
kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita ... Ibu dan
ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.
Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.
Wallaahua'lam
"Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan
Ibu..., dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan
khusnul khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia
sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil"
"Titip Ibuku ya Allah"
ALLAHUMAGHFIRLI WALIWALIDAYYA WARHAMHUMMA KAMA ROBBAYANI SYOGHIRO
"ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA 'AAFIHI WA'FU 'ANHU WA AKRIM NUZULAHU
WA WASSI' MUDKHALAHU WAGHSILHU BILMAA`I WATS TSALJI WAL BARADI WA
NAQQIHI MINAL KHATHAAYAA KAMAA NAQQAITATS TSAUBAL ABYADLA MINAD DANASI
WA ABDILHU DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA
ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA ADKHILHUL JANNATA WA A'IDZHU MIN 'ADZAABIL
QABRI AU MIN 'ADZAABIN NAAR
(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya,
kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat
kembalinya, lapangkan kuburnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan
air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana
Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah
rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta
gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan
pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam
surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka)."
(♥ Subhanallah & Semoga Bermanfaat ♥)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar