♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥
Suatu hari, Ibnu Umar melihat seseorang yang sedang menggendong ibunya
sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lantas berkata
kepadanya, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?”
Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu erangan ibumu ketika
melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan
memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang
engkau lakukan.” (Kitab al-Kabair karya adz-Dzahabi).
Kisah di
atas memberikan pelajaran berharga kepada kita bahwa setiap anak tidak
akan dapat membalas jasa orang tuanya, kecuali ia menemukan orang tuanya
sebagai budak, lalu dibeli dan dimerdekakan. (HR Muslim). Dalam hadis
lain, “Berbuat baik kepada kedua orang tua itu lebih utama daripada
shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan berjihad di jalan Allah.” (HR
Thabrani).
Apakah masih ada kewajiban berbuat baik kepada orang
tua setelah keduanya wafat? Sabda Nabi SAW, “Masih, yaitu mendoakannya,
memohonkan ampunan untuknya, menunaikan janjinya, memuliakan temannya,
dan menyambung hubungan kerabat yang tidak tersambung kecuali
dengannya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan al-Hakim).
Sejarah
mencatat, banyak orang hebat yang lahir dari seorang ibu yang juga
hebat. Kita tidak akan dapat menjadi hebat seperti sekarang tanpa
sentuhan darinya. Maka, tak berlebihan jika ada ungkapan, Al-Jannatu
tahta aqdami al-ummahat”, surga berada di bawah telapak kaki ibu.
Karena itu, ketika seorang laki-laki berhijrah dari Yaman kepada Nabi
SAW dan ingin berjihad. Kemudian, Nabi SAW bertanya, “Apakah di Yaman
masih ada kedua orang tuamu?”
“Masih ya Rasulullah” jawab laki-laki itu.
Nabi SAW bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan mintalah
izin darinya. Jika keduanya memberi izin maka engkau boleh berjihad dan
jika keduanya tidak mengizinkan maka berbuat baiklah kepadanya, karena
hal itu merupakan sesuatu yang paling baik yang engkau bawa untuk
bertemu dengan Allah setelah tauhid.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).
Lalu, datang laki-laki lain kepada Nabi SAW meminta baiat untuk
berangkat hijrah. Ia berkata, “Aku datang kepadamu, sehingga membuat
kedua orang tuaku menangis.”
Kemudian Nabi SAW bersabda,
“Kembalilah kepada keduanya dan buatlah keduanya tertawa, sebagaimana
engkau telah membuat keduanya menangis.” (HR Abu Dawud, Nasa’i, dan
al-Hakim).
Ibu memiliki peran yang tak dapat digantikan oleh
siapa pun. Dialah yang mencetak generasi unggul. Maka, tidaklah
berlebihan jika seorang penyair mengungkapkan, Al-Ummu madrasatun, in
a’dadtahaa a’dadta sya’ban thayyiba al-a’raaqi. Ibu itu ibarat sebuah
sekolah, apabila kamu persiapkan dengan baik, berarti kamu telah
mempersiapkan suatu bangsa dengan dasar yang baik.
Dalam hadis
lain, Rasul SAW menempatkan ibu sebagai orang yang paling utama untuk
dihormati. Beliau memerintahkan umatnya untuk senantiasa memuliakan
ibunya, kemudian menyayangi ibunya. Setelah itu, barulah bapak
Wallahu a'lam bishawab,
(♥ Subhallah & Semoga Bermanfaat ♥)
______________________________________________________
Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
Silakan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.
semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Aamiin Ya rabbal 'alamiin |
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar