Rabu, 20 Juni 2012

Kisah Sang Penjaga Rahasia

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Namanya Hudzaifah bin al-Yaman, terkenal dengan julukan Shahibu Sirri Rasulillah (penjaga rahasia yang dipercaya oleh Rasulullah). Orangnya sangat disiplin dan teguh memegang rahasia. Siapa pun tidak akan bisa membujuk atau memaksanya untuk membuka rahasia.

Salah satu problem besar yang dihadapi oleh umat Islam di Madinah adalah keberadaan kaum munafiqin, yang secara sengaja menyebarkan isu-isu yang tidak benar terhadap Nabi dan kaum Muslimin. Mereka suka membuat intrik-intrik dan tipu muslihat yang menyulitkan kaum Muslimin.

Rasulullah SAW tahu siapa saja mereka dan siapa tokoh-tokohnya, tetapi beliau tidak bisa mengumumkannya karena sehari-hari mereka menampilkan diri sebaimana orang-orang beriman lainnya, bahkan juga datang shalat berjamaah di masjid bersama Nabi-kecuali shalat Subuh dan Isya yang berat bagi mereka melakukannya.

Nabi memberikan daftar nama-nama kaum munafiqin kepada Hudzaifah dan memintanya untuk merahasiakannya kepada siapa pun. Hudzaifah juga ditugasi mengawasi gerak-gerik dan kegiatan mereka untuk mencegah bahaya yang mungkin akan mereka timpakan kepada kaum Muslimin. Rahasia itu dipegang sangat erat oleh Hudzaifah sampai Rasulullah SAW wafat.

Tatkala menjabat khalifah, Umar bin Khathab pernah bertanya kepada Hudzaifah apakah ada pegawainya yang munafik. Hudzaifah menjawab, ada satu orang, tapi dia tidak mau menyebutkan namanya. "Maaf wahai Amirul Mukminin, saya dilarang Rasulullah mengatakannya."

Hudzaifah bukanlah berasal dari Yaman walaupun bapaknya bernama al-Yaman. Bapaknya orang Makkah, dari Bani 'Abbas. Oleh karena suatu utang darah dari kaumnya, al-Yaman terpaksa menyingkir ke Yatsrib-yang kemudian bernama Madinah. Di Yatsrib, al-Yaman berlindung dan bersumpah setia pada Bani 'Abd Asyhal, sampai kemudian menikah dengan perempuan dari suku tersebut. Dari perkawinan itulah lahir Hudzaifah. Walaupun sering bolak-balik ke Makkah, al-Yaman lebih banyak menetap di Madinah.

Dengan latar belakang orang tua seperti itu, tatkala pertama kali bertemu dengan Nabi di Makkah-sebelum beliau hijrah-Hudzaifah menanyakan apakah dia termasuk Muhajirin atau Anshar. Nabi menjawab: "Jika engkau ingin digolongkan kepada Muhajirin, engkau memang Muhajir. Dan, jika ingin digologkan kepada Anshar, engkau memang seorang Anshar. Pilihlah mana yang engkau sukai." Sekalipun kedua-duanya disayangi oleh Rasulullah, ternyata Hudzaifah memilih digolongkan kepada Anshar.

Kedua orang tua Hudzaifah sudah masuk Islam sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Dan, Hudzaifah pun sudah masuk Islam sebelum bertemu dengan Nabi. Setelah Nabi hijrah ke Madinah, Hudzaifah selalu mendampingi beliau, turut bersama Nabi dalam seluruh peperangan kecuali Perang Badar. Dalam Perang Khandaq, Hudzaifah mendapatkan tugas yang sangat berat dari Nabi. Tugas yang hanya dapat dilaksanakan oleh orang yang cerdas, tangggap, dan berdisiplin tinggi.

Pada malam gelap gulita, Hudzaifah ditugaskan oleh Nabi masuk ke jantung pertahanan musuh, mengintai gerak-gerik mereka. "Hai Hudzaifah," kata Nabi. "Sekali-kali jangan melakukan tindakan yang mencurigakan mereka sampai tugasmu selesai, dan kembali melapor kepadaku."

Hudzaifah sukses menjalankan tugas itu. Dia bahkan bisa berada sangat dekan dengan Abu Sufyan, panglima perang musuh. Kata Hudzaifah: "Seandainya Rasulullah tidak melarangku melakukan suatu tindakan di luar perintah sebelum datang melapor kepada beliau, sungguh telah kubunuh Abu Sufyan dengan pedangku." Demikianlah sekelumit tentang Hudzaifah bin al-Yaman RA, sang penjaga rahasia.

(♥ Subhanallah & Semoga Bermanfaat ♥)

Menggapai Ibadah Shalat dengan Khusyu’

Setiap orang boleh mengaku beragama islam, begitupun mereka juga boleh mengaku telah bisa melaksanakan shalat. Tetapi apakah shalat mereka sudah khusyu’?

Melaksanakan ibadah shalat dengan khusyu’ memang bukan hal yang mudah, tetapi jika terus dilatih sehingga terbiasa, maka bukan hal yang sulit juga untuk mencapai kekhusyukan dalam shalat. Terkadang kita sudah memakai berbagai cara untuk meraih shalat yang khusyu’ tetpi tidak bisa. Apa yang salah ya?

Mungkin tidak ada yang salah, hanya saja kita perlu lebih telaten. Khusyu memang hanya bisa dicapai dengan kesabaran dan langkah-langkah yang tepat.

Berikut adalah tips-tips untuk mencapai kekhusyukan dalam ibadah shalat:

1. Hanya ingat Allah SWT
Terkadang ada saja godaan untuk menuju kekhusyukan pada saat ingin shalat. Tapi tenang, itu memang kiat-kiat syetan untuk mengacaukan pikiran kita.

Untuk mendapatkan shalat khusyu’ harus diawali dari permulannya. Pada saat ingin shalat, pastikan dahulu ita tidak memiliki hal-halurgen yang belum kelar, semisal ingin buang hajat, atau meninggalkan kompor masih menyala. Hal-hal kecil itulah yang akan membuayarkan ingatan kita pada Allah SWT.

2. Sadarlah yang kita hadapi
Allah SWT memang tidak terlihat oleh mata kita. Mungkin inilah yang membuat orang sulit mencapai kekhusyukan. Tetapi dengan menyadarkan diri kita bahwa kita sedang berhadapan dengan yang Khalik, pikiran-pikiran remeh itu akan segera hilang.

3. Pahami bacaan shalat
Dengan memahami arti setiap bacaan shalat, insyaAllah SWT kita tidak akan punya waktu untuk memikirkan hal lain selain yang kita baca. Orang seringkali tidak khusyu’ karena mereka benar-benar tidak paham apa yang sedang diucapkannya.

4. Anggap shalat yang kita kerjakan adalah shalat terakhir
Dengan berpikiran seperti itu, maka akan mudah bagi seseorang untuk mencapai kekhusyukan. Ketakutan akan kematian lah yang seringkali membuat orang takut berbuat dosa, demikian halnya dengan shalat.

5. Kembali focus
Ada saja hal yang akan membuat kita teringat hal lain saat sedang shalat. Hal itu manusiawi saja, tetapi jika mengalami hal yang demikian segera kembalikan pikiran anda untuk segera berkonsentrasi kembali.

6. Tepat waktu
Shalat yang dikerjakan tepat waktu akan membuat kita mengerjakannya dengan tenang dan tidak terburu-buru.

Disamping hal-hal tersebut di atas, ternyata akhlak yang baik juga berhubungan erat dengan kekhusyukan orang manjalankan ibadah shalat.

Orang yang berakhlak baik akan mudah mendapatkan khusyu dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini karena kebaikan akhlak seseorang mencerminkan pribadi yang taat dan takut kepada Allah SWT, maka bukan hanya dalam pernuatan sehari-hari saja, dalam shalatpun orang ini akan selalu merasa Allah SWT sedang mengawasi setiap gerak geriknya sehingga dia akan selalu berusaha untuk khusyu’ dalam shalatnya.

Dampak Pernikahan Dini

Untuk memahami apa efek nikah muda, patut dipahami 4 dimensi seksualitas dalam pernikahan :

Dimensi Prokreasi, yang bertujuan menghasilkan keturunan untuk generasi penerus yang sehat jiwa dan raga. Secara biologis, ketika baligh manusia sudah bisa melahirkan anak dengan sehat. Nenek saya sendiri nikah saat berumur 12 tahun. Tapi heran, anak yang terlahir pun sehat-sehat.

Dimensi Relasi, yaitu kehidupan seksual suami isteri berfungsi pula sebagai pengikat hubungan pribadi suami isteri. Relasi dan interaksi dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran dan kedewasaan seseorang. Banyak juga umurnya masih muda, tapi pola pikirnya sudah dewasa. Semakin dewasa pola pikirnya, semakin baik relasinya.

Dimensi Institusi, yaitu lembaga perkawinan tempat kedua insan bernaung. Institusi memiliki nilai dan norma-norma yang harus dipatuhi. Pemahaman tentang hak dan kewajiban suami istripun menjadi penting agar dampak pernikahan dini menjadi positif.

Dimensi Rekreasi, yaitu hak untuk menikmati kehidupan seksual bersama, tanpa harus menjadi hamil. Kalian pasangan nikah dini bisa pacaran sepuasnya dan bulan madu sepanjang hari. Bukankah bulan madu adalah rekreasi yang paling indah? KB dalam Islam pun diperbolehkan selama bukan KB permanen.

Dengan demikian efek nikah muda akan berdampak negatif ataupun positif. Semua tergantung pada pemahaman terhadap keempat dimensi seksualitas tersebut di atas serta tekad melaksanakannya secara berimbang dalam kehidupan pernikahan. Kalo dipikir-pikir, manusia zaman dulu lebih cepet dewasa dan bisa menjalani pernikahan dini dengan bahagia tanpa masalah. Contoh: Zaman Rasulullah ketika Aisyah hidup berumah tangga dengan sang Rasul saat berumur 9 tahun. Jangan jauh-jauh, nenek saya nikah saat umur 12 tahun.

Dengan konpleksnya kehidupan masa kini, banyak pertimbangan untuk melakukan pernikahan dini. Semua terserah Anda! Yang penting tidak melakukan keharaman dan tidak membuat Anda sengsara!

Wajah Mirip = Jodoh?

Ada yang tanya, benarkah kalau jodoh kita itu memiliki wajah mirip dengan kita? Kalau menurut kamu gimana?

Untuk menjawab ini saya ingin sedikit cerita. Suatu hari, percaya atau tidak, Malik bin Dinar melihat seekor burung gagak dapat hinggap bersama merpati. Setelah kedua burung itu terbang, tampaklah bahwa keduanya sama-sama pincang kakinya. Lalu Malik bin Dinar berkata, “Karena sama-sama pincang, keduanya menjadi intim”.

Orang-orang yang berkumpul karena cinta pasti akan melihat kesamaan diantara jiwa mereka. Bisa karena kesamaan hobi, kesamaan bentuk fisik (wajah), kesamaan pandangan hidup, dsb. Maka tak heran kita sering melihat orang memiliki kesamaan wajah menikah. Banyak juga yang menikah karena sama-sama aktivis dakwah. Hal itu tidak lain, karena mereka merasa memiliki kesamaan. Sulit dibayangkan jika ikhwan alias cowok yang sholeh menikah dengan cewek yang suka kelayaban di diskotek, senang pergaulan bebas, dll.

Allah telah berfirman: “Laki-laki yg berzina tidak mengawini melainkan perempuan yg berzina, atau perempuan yg musyrik; dan perempuan yg berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yg berzina atau laki-laki musyrik, dan yg demikian itu diharamkan atas orang-orang mukmin” (an-Nur :3).

UCAPAN ORANG TUA ADALAH DOA

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Seorang bocah mungil sedang asyik bermain-main tanah. Sementara sang ibu sedang menyiapkan jamuan makan yang diadakan sang ayah. Belum lagi datang para tamu menyantap makanan, tiba-tiba kedua tangan bocah yang mungil itu menggenggam debu. Ia masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu diatas makanan yang tersaji.Tatkala sang ibu masuk dan melihatnya, sontak beliau marah dan berkata,

"idzhab ja'alakallahu imaaman lilharamain," Pergi kamu...! Biar kamu jadi imam di Haramain...!"

Dan SubhanAllah, kini anak itu telah dewasa dan telah menjadi imam di masjidil Haram...!!Tahukah kalian, siapa anak kecil yang di doakan ibunya saat marah itu...??

Beliau adalah Syeikh Abdurrahman as-Sudais, Imam Masjidil Haram yang nada tartilnya menjadi favorit kebanyakan kaum muslimin di seluruh dunia.

****

Ini adalah teladan bagi para ibu , calon ibu, ataupun orang tua... hendaklah selalu mendoakan kebaikan untuk anak-anaknya. Bahkan meskipun ia dalam kondisi yang marah. Karena salah satu doa yang tak terhalang adalah doa orang tua untuk anak-anaknya. Sekaligus menjadi peringatan bagi kita agar menjaga lisan dan tidak mendoakan keburukan bagi anak-anaknya. Meski dalam kondisi marah sekalipun.
"Janganlah kalian mendoakan (keburukan) untuk dirimu sendiri, begitupun untuk anak-anakmu, pembantumu, juga hartamu.
Jangan pula mendoakan keburukan yang bisa jadi bertepatan dengan saat dimana Allah mengabulkan doa kalian..."

"Tata Cara Mandi Wajib yang Benar”

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Saya ingin mengerti tata cara mandi wajib yang benar itu bagaimana?

WAssalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Kisworo Djati, S.Pd

Jawaban

Assalamu ‘alakum warahmatullahi wabarakatuh, Secara ringkas, yang pertama dilakukan adalah kedua tangan dicuci, kemudian mandi kepala, kemudian terus dari bagian sebelah kanan, kemudian kiri, terakhir cuci kaki.

Adapun urutan-urutan tata cara mandi junub, adalah sebagai berikut:

Mencuci kedua tangan dengan tanah atau sabun lalu mencucinya sebelum dimasukkan ke wajan tempat air.

Menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri.

Mencuci kemaluan dan dubur.

Najis-najis dibersihkan.

Berwudhu sebagaimana untuk shalat, dan menurut jumhur disunnahkan untuk mengakhirkan mencuci kedua kaki.

Memasukan jari-jari tangan yang basah dengan air ke sela-sela rambut, sampai ia yakin bahwa kulit kepalanya telah menjadi basah.

Menyiram kepala dengan 3 kali siraman.

Membersihkan seluruh anggota badan.

Mencuci kaki.

Semua hal di atas disusun berdasarkan hadits shahih yang disepakati oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Aisyah RA berkata, Ketika mandi janabah, Nabi SAW memulainya dengan mencuci kedua tangannya, kemudian ia menumpahkan air dari tangan kanannya ke tangan kiri lalu ia mencuci kemaluannya kemudia berwudku seperti wudhu` orang shalat. Kemudian beliau mengambil air lalu memasukan jari-jari tangannya ke sela-sela rambutnya, dan apabila ia yakin semua kulit kepalanya telah basah beliau menyirami kepalnya 3 kali, kemudia beliau membersihkan seluruh tubhnya dengan air kemudia diakhir beliau mencuci kakinya.

Namun hadits ini bukan satu-satunya hadits yang menerangkan tentang sifat mandi janabah.

Rukun dan Sunnah Mandi Janabah

Lalu para ulama memilah mana yang merupakan pokok dalam mandi janabah, sehingga tidak boleh ditinggalkan, mana yang merupakan sunnah sehingga bila ditinggalkan tidak merusak sah-nya mandi janabah itu.

A. Rukun

Untuk melakukan mandi janabah, maka ada 3 hal yang harus dikerjakan karena merupakan rukun/pokok:

1. Niat. Sabda Nabi SAW: Semua perbuatan itu tergantung dari niatnya.

2. Menghilangkan Najis Kalau Ada di Badan

Menghilangkan najis dari badan sesunguhnya merupakan syarat sahnya mandi janabah. Dengan demikian, bila seorang akan mandi janabah, disyaratkan sebelumnya untuk memastikan tidak ada lagi najis yang masih menempel di badannya.

Caranya bisa dengan mencucinya atau dengan mandi biasa dengan sabun atau pembersih lainnya. Adapun bila najisnya tergolong najis berat, maka wajib mensucikannya dulu dengan air tujuh kali dan salah satunya dengan tanah.

3. Meratakan Air Hingga ke Seluruh Badan

Seluruh badan harus rata mendapatkan air, baik kulit maupun rambut dan bulu. Baik akarnya atau pun yang terjuntai. Semua penghalang wajib dilepas dan dihapus, seperti cat, lem, pewarna kuku atau pewarna rambut bila bersifat menghalangi masuknya air.

Sedangkan pacar kuku dan tato, tidak bersifat menghalangi sampainya air ke kulit, sehingga tetap sah mandinya, lepas dari masalah haramnya membuat tato.

B. Sunnah-sunnah yang Dianjurkan dalam Mandi Janabah:

Membaca basmalah.

Membasuh kedua tangan sebelum memasukkan ke dalam air

Berwudhu` sebelum mandi Aisyah RA berkata,`Ketika mandi janabah, Nabi SAW berwudku seperti wudhu` orang shalat. .

Menggosokkan tangan ke seluruh anggota tubuh. Hal ini untuk membersihkan seluruh anggota badan.

Mendahulukan anggota kanan dari anggota kiri seperti dalam berwudhu’

Wallahu a’lam bishshawab, Wassalamu ‘alakum warahmatullahi wabarakatuh,

Minggu, 17 Juni 2012

4 MALAIKAT YANG MENDATANGI ORANG SAKIT

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Kalau kita tahu sebenarnya tak ada alasan untuk sedih dan mengeluh saat kita sakit, karena sebenarnya itu adalah kasih sayang Allah SWT pada kita. Kita mengeluh saat sakit karena kita tak tahu rahasianya. Tulisan pendek ini membuktikan bahwa sakit itu harus disyukuri karena itu adalah bukti kasih sayang Allah pada kita. Allah mengutus 4 malaikat untuk selalu menjaga kita dalam sakit.

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang hamba yang beriman menderita sakit, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat agar menulis perbuatan yang terbaik yang dikerjakan hamba mukmin itu pada saat sehat dan pada saat waktu senangnya.”

Ujaran Rasulullah SAW tsb diriwayatkan oleh Abu Imamah al Bahili. Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda :

“Apabila seorang hamba mukmin sakit, maka Allah mengutus 4 malaikat untuk datang padanya.”

Allah memerintahkan :
1. Malaikat pertama untuk mengambil kekuatannya sehingga menjadi lemah.
2. Malaikat kedua untuk mengambil rasa lezatnya makanan dari mulutnya
3. Malaikat ketiga untuk mengambil cahaya terang di wajahnya sehingga berubahlah wajah si sakit menjadi pucat pasi.
4. Malaikat keempat untuk mengambil semua dosanya , maka berubahlah si sakit menjadi suci dari dosa.

Tatkala Allah akan menyembuhkan hamba mukmin itu, Allah memerintahkan kepada malaikat 1, 2 dan 3 untuk mengembalikan kekuatannya, rasa lezat, dan cahaya di wajah sang hamba.

Namun untuk malaikat ke 4 , Allah tidak memerintahkan untuk mengembalikan dosa-dosanya kepada hamba mukmin. Maka bersujudlah para malaikat itu kepada Allah seraya berkata : “Ya Allah mengapa dosa-dosa ini tidak Engkau kembalikan?”

Allah menjawab: “Tidak baik bagi kemuliaan-Ku jika Aku mengembalikan dosa-dosanya setelah Aku menyulitkan keadaan dirinya ketika sakit. Pergilah dan buanglah dosa-dosa tersebut ke dalam laut.”

Dengan ini, maka kelak si sakit itu berangkat ke alam akhirat dan keluar dari dunia dalam keadaan suci dari dosa sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Sakit panas dalam sehari semalam, dapat menghilangkan dosa selama setahun.” (situs lakalaka.com)

Subhanallaah … subhanallaah … !!

“Tiada seorang mu’min yang ditimpa oleh lelah atau pe­nyakit, atau risau fikiran atau sedih hati, sampaipun jika terkena duri, melainkan semua penderitaan itu akan di­jadikan penebus dosanya oleh Allah. (HR Bukhari-Muslim)

“Jika sakit seorang hamba hingga tiga hari, maka keluar dari dosa-dosanya sebagaimana keadaannya ketika baru lahir dari kandungan ibunya. (HR Ath-Thabarani)

“Penyakit panas itu menjaga tiap mu’min dari neraka, dan panas semalam cukup dapat menebus dosa setahun.” (HR Al-Qadha’i)