♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥
Namanya Hudzaifah bin
al-Yaman, terkenal dengan julukan Shahibu Sirri Rasulillah (penjaga
rahasia yang dipercaya oleh Rasulullah). Orangnya sangat disiplin dan
teguh memegang rahasia. Siapa pun tidak akan bisa membujuk atau
memaksanya untuk membuka rahasia.
Salah satu problem besar yang dihadapi oleh umat Islam di Madinah adalah
keberadaan kaum munafiqin, yang secara sengaja menyebarkan isu-isu yang
tidak benar terhadap Nabi dan kaum Muslimin. Mereka suka membuat
intrik-intrik dan tipu muslihat yang menyulitkan kaum Muslimin.
Rasulullah SAW tahu siapa saja mereka dan siapa tokoh-tokohnya, tetapi
beliau tidak bisa mengumumkannya karena sehari-hari mereka menampilkan
diri sebaimana orang-orang beriman lainnya, bahkan juga datang shalat
berjamaah di masjid bersama Nabi-kecuali shalat Subuh dan Isya yang
berat bagi mereka melakukannya.
Nabi memberikan daftar
nama-nama kaum munafiqin kepada Hudzaifah dan memintanya untuk
merahasiakannya kepada siapa pun. Hudzaifah juga ditugasi mengawasi
gerak-gerik dan kegiatan mereka untuk mencegah bahaya yang mungkin akan
mereka timpakan kepada kaum Muslimin. Rahasia itu dipegang sangat erat
oleh Hudzaifah sampai Rasulullah SAW wafat.
Tatkala menjabat
khalifah, Umar bin Khathab pernah bertanya kepada Hudzaifah apakah ada
pegawainya yang munafik. Hudzaifah menjawab, ada satu orang, tapi dia
tidak mau menyebutkan namanya. "Maaf wahai Amirul Mukminin, saya
dilarang Rasulullah mengatakannya."
Hudzaifah bukanlah berasal
dari Yaman walaupun bapaknya bernama al-Yaman. Bapaknya orang Makkah,
dari Bani 'Abbas. Oleh karena suatu utang darah dari kaumnya, al-Yaman
terpaksa menyingkir ke Yatsrib-yang kemudian bernama Madinah. Di
Yatsrib, al-Yaman berlindung dan bersumpah setia pada Bani 'Abd Asyhal,
sampai kemudian menikah dengan perempuan dari suku tersebut. Dari
perkawinan itulah lahir Hudzaifah. Walaupun sering bolak-balik ke
Makkah, al-Yaman lebih banyak menetap di Madinah.
Dengan latar
belakang orang tua seperti itu, tatkala pertama kali bertemu dengan Nabi
di Makkah-sebelum beliau hijrah-Hudzaifah menanyakan apakah dia
termasuk Muhajirin atau Anshar. Nabi menjawab: "Jika engkau ingin
digolongkan kepada Muhajirin, engkau memang Muhajir. Dan, jika ingin
digologkan kepada Anshar, engkau memang seorang Anshar. Pilihlah mana
yang engkau sukai." Sekalipun kedua-duanya disayangi oleh Rasulullah,
ternyata Hudzaifah memilih digolongkan kepada Anshar.
Kedua
orang tua Hudzaifah sudah masuk Islam sebelum Rasulullah hijrah ke
Madinah. Dan, Hudzaifah pun sudah masuk Islam sebelum bertemu dengan
Nabi. Setelah Nabi hijrah ke Madinah, Hudzaifah selalu mendampingi
beliau, turut bersama Nabi dalam seluruh peperangan kecuali Perang
Badar. Dalam Perang Khandaq, Hudzaifah mendapatkan tugas yang sangat
berat dari Nabi. Tugas yang hanya dapat dilaksanakan oleh orang yang
cerdas, tangggap, dan berdisiplin tinggi.
Pada malam gelap
gulita, Hudzaifah ditugaskan oleh Nabi masuk ke jantung pertahanan
musuh, mengintai gerak-gerik mereka. "Hai Hudzaifah," kata Nabi.
"Sekali-kali jangan melakukan tindakan yang mencurigakan mereka sampai
tugasmu selesai, dan kembali melapor kepadaku."
Hudzaifah
sukses menjalankan tugas itu. Dia bahkan bisa berada sangat dekan dengan
Abu Sufyan, panglima perang musuh. Kata Hudzaifah: "Seandainya
Rasulullah tidak melarangku melakukan suatu tindakan di luar perintah
sebelum datang melapor kepada beliau, sungguh telah kubunuh Abu Sufyan
dengan pedangku." Demikianlah sekelumit tentang Hudzaifah bin al-Yaman
RA, sang penjaga rahasia.
(♥ Subhanallah & Semoga Bermanfaat ♥)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar