Untuk memahami apa efek nikah muda, patut dipahami 4 dimensi seksualitas dalam pernikahan :
Dimensi Prokreasi, yang bertujuan menghasilkan keturunan untuk generasi penerus yang sehat jiwa dan raga. Secara biologis, ketika
baligh manusia sudah bisa melahirkan anak dengan sehat. Nenek saya
sendiri nikah saat berumur 12 tahun. Tapi heran, anak yang terlahir pun
sehat-sehat.
Dimensi Relasi, yaitu kehidupan seksual suami
isteri berfungsi pula sebagai pengikat hubungan pribadi suami isteri.
Relasi dan interaksi dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran dan
kedewasaan seseorang. Banyak juga umurnya masih muda, tapi pola pikirnya
sudah dewasa. Semakin dewasa pola pikirnya, semakin baik relasinya.
Dimensi Institusi, yaitu lembaga perkawinan tempat kedua insan
bernaung. Institusi memiliki nilai dan norma-norma yang harus dipatuhi.
Pemahaman tentang hak dan kewajiban suami istripun menjadi penting agar
dampak pernikahan dini menjadi positif.
Dimensi Rekreasi, yaitu
hak untuk menikmati kehidupan seksual bersama, tanpa harus menjadi
hamil. Kalian pasangan nikah dini bisa pacaran sepuasnya dan bulan madu
sepanjang hari. Bukankah bulan madu adalah rekreasi yang paling indah?
KB dalam Islam pun diperbolehkan selama bukan KB permanen.
Dengan demikian efek nikah muda akan berdampak negatif ataupun positif.
Semua tergantung pada pemahaman terhadap keempat dimensi seksualitas
tersebut di atas serta tekad melaksanakannya secara berimbang dalam
kehidupan pernikahan. Kalo dipikir-pikir, manusia zaman dulu lebih cepet
dewasa dan bisa menjalani pernikahan dini dengan bahagia tanpa masalah.
Contoh: Zaman Rasulullah ketika Aisyah hidup berumah tangga dengan sang
Rasul saat berumur 9 tahun. Jangan jauh-jauh, nenek saya nikah saat
umur 12 tahun.
Dengan konpleksnya kehidupan masa kini, banyak
pertimbangan untuk melakukan pernikahan dini. Semua terserah Anda! Yang
penting tidak melakukan keharaman dan tidak membuat Anda sengsara!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar