Di awal era pertumbuhan Islam, Dunia Pengetahuan mengalami zaman
keemasan dengan bermunculannya ilmuwan - ilmuwan muslim yang sampai
sekarang penemuannya masih digunakan dan
menjadi rujukan sebagai dasar dari perkembangan pengetahuan modern,
tapi mungkin karena kurangnya publisitas dan banyaknya peristiwa sejarah
yang menjadikan nama - nama mereka kurang dikenal bahkan di kalangan
para umat muslim itu sendiri, berikut 10 ilmuwan muslim yang sangat
berjasa bagi dunia pengetahuan
1. IBNU RUSHD (AVERROES) --> FOTO
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520
Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim
terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang
mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti
kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami
filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah
seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan
ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi
sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal
sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang
mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir
semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk
mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.Pemikiran Ibnu
Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat,
kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume.
Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah
tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu
Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan
filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.
Karya :
·Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)
·Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)
·Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat dalam
Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat)
2. IBNU SINA / Avicenna
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat
adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia
(sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis
yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi
dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan
Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan
bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang
sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang
kedokteran selama berabad-abad.
Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan penting pada Pembangunan kembali Eropa.
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar.
Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap
oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton
menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu
yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya
yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of
Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi
At Tibb).
Kehidupannya dikenal lewat sumber - sumber berkuasa.
Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan
sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga
sekretarisnya dan temannya.
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) /
980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah
Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat
Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya
dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur,
sekarang wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan
putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara
tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina
independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang
mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.
Ibn
Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya
segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia
menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang
luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran
pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang
pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar
yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian
dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun
bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada beberapa
tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia
juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada
beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku -
bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat
sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut malam
dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya
dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya
masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali,
dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata -
katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai
suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi,
yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat
mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan
bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk
berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang
miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak
hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang
sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru
dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang
fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah
ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan
metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter
yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat
yang sesuai.” Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan
dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
3. AL-BIRUNI
Merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis
ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang
banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.Abu
Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazm di Asia Tengah yang pada masa
itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan
pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.Abu Raihan Al-Biruni merupakan
teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn
Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di
universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas
Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India
dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam ketenteraannya di
sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku
mengenainya. Dia juga mengetahui bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan
bahasa Berber. Dia menulis bukunya dalam bahasa Persia (bahasa ibunya)
dan bahasa Arab.Sebahagian karyanya ialah:· Ketika berusia 17 tahun, dia
meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude
maksima matahari. · Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja
ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk
metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar. ·
Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul "Kronologi" yang
merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau (sekarang
tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku tentang
sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang
sejarah. ·
Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16)
Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku.
Sumbangannya kepada matematika termasuk:
aritmatika teoritis and praktis
penjumlahan seri
analisis kombinatorial
kaidah angka 3
bilangan irasional
teori perbandingan
definisi aljabar
metode pemecahan penjumlahan aljabar
geometri
teorema Archimedes
sudut segitiga
4. Al-Khawarizmi
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi.
Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin
Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi,
al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan
beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M
adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat
antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup
sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup
di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun
266H/850M di Baghdad.
Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa
al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas.
Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di
dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung,
sejarah Islam dan kimia.
Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa
Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan
trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah
pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.
Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika
dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan
khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara
perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang
penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah
seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak
lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan
menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih
digunakan sampai sekarang.
PERANAN DAN SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI
Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :
Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan
contoh-contoh persoalan matematika dan mengemukakan 800 buah masalah
yang sebagian besar merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo.
Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh
al-Khawarizmi.
Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep
sifat dan ia penting dalam sistem Nomor pada zaman sekarang. Karyanya
yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan
trigonometri , teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga,
segi empat dan lingkaran dalam geometri.
Banyak lagi
konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan al-khawarizmi . Bidang
astronomi juga membuat al-Khawarizmi terkenal. Astronomi dapat diartikan
sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan
kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang
berkaitan dengan bintang].
Pribadi al-Khawarizmi
Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia
Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan
bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh
orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann
berkata…." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang
yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains".
Beberapa cabang
ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi seperti:
geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang
kedua dalam matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang
kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab
al-Ustugusat[The Elements] hasil karya Euklid : geometri dari segi
bahasa berasal daripada perkataan yunani iaitu ‘geo’ yang berarti bumi
dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri adalah ilmu
yang mengkaji hal yang berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat
ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman firaun [2000SM]. Kemudian
Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu
sains dalam kurun abad ke 6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah
menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama pada abad ke9M.
Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya Al-Khawarizmi telah
diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano dan Robert of Chaster ke dalam
bahasa Eropa pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul
‘Hisab al-Jibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada
tahun 820M. Sebelum ini tak ada istilah aljabar.
5. Jabir Ibnu Hayyan / Ibnu Geber
Lahir di kota peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini
lebih dikenal dengan nama Ibnu Hayyan. Sementara di Barat ia dikenal
dengan nama Ibnu Geber. Ayahnya, seorang penjual obat, meninggal sebagai
'syuhada' demi penyebaran ajaran Syi'ah. Jabir kecil menerima
pendidikannya dari raja bani Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyah,
dan imam terkenal, Jakfar Sadiq. Ia juga pernah berguru pada Barmaki
Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah pimpinan Harun Al Rasyid.
Ditemukannya kimia oleh Jabir ini membuktikan, bahwa ulama di masa lalu
tidak melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai
ilmu-ilmu umum. "Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika,
bangsa Arab memberikan sumbangannya yang terbesar di bidang kimia,"
tulis sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam History of The Arabs.
Berkat penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern.
Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di
Damaskus. Pada masamasa inilah, ia banyak mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru di sekitar kimia. Berbekal pengalaman dan
pengetahuannya itu, sempat beberapa kali ia mengadakan penelitian soal
kimia. Namun, penyelidikan secara serius baru ia lakukan setelah umurnya
menginjak dewasa.
Dalam penelitiannya itu, Jabir mendasari
eksperimennya secara kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya sendiri,
menggunakan bahan berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Jabir
mempunyai kebiasaan yang cukup konstruktif mengakhiri uraiannya pada
setiap eksperimen. Antara lain dengan penjelasan : “Saya pertamakali
mengetahuinya dengan melalui tangan dan otak saya dan saya menelitinya
hingga sebenar mungkin dan saya mencari kesalahan yang mungkin masih
terpendam “.
Dari Damaskus ia kembali ke kota kelahirannya, Kuffah.
Setelah 200 tahun kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk
pembuatan jalan, laboratoriumnya yang telah punah, ditemukan. Di
dalamnya didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona,
dan sebatang emas yang cukup berat.
Teori Jabir
Pada
perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong,
peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi,
penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan,
pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan
oksidasi-reduksi.
Semua ini telah ia siapkan tekniknya, praktis
hampir semua 'technique' kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan
langsung yang memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana
kering. Dialah yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan
melalui proses penyulingan.
Khusus menyangkut fungsi dua ilmu dasar
kimia, yakni kalsinasi dan reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa untuk
mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yang harus dilakukan adalah
mendata kembali dengan metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda
penguapan, sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran.
Setelah itu, papar Jabir, memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles
mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke 18 M.
Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu melakukan
riset dan eksperimen. Metode inilah yang mengantarkannya menjadi
ilmuwan besar Islam yang mewarnai renaissance dunia Barat.
Namun
demikian, Jabir tetap saja seorang yang tawadlu' dan berkepribadian
mengagumkan. "Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika lainnya, Jabir
memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan memperbaiki
ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan gejala, dan
tekun mengumpulkan fakta. Berkat dirinya, bangsa Arab tidak mengalami
kesulitan dalam menyusun hipotesa yang wajar," tulis Robert Briffault.
Menurut Briffault, kimia, proses pertama penguraian logam yang
dilakukan oleh para metalurg dan ahli permata Mesir, mengkombinasikan
logam dengan berbagai campuran dan mewarnainya, sehingga mirip dengan
proses pembuatan emas. Proses demikian, yang tadinya sangat
dirahasiakan, dan menjadi monopoli perguruan tinggi, dan oleh para
pendeta disamarkan ke dalam formula mistik biasa, di tangan Jabir bin
Hayyan menjadi terbuka dan disebarluaskan melalui penyelidikan, dan
diorganisasikan dengan bersemangat.
Terobosan Jabir lainnya dalam
bidang kimia adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan
asam tartar. Penekanan Jabir di bidang eksperimen sistematis ini
dikenal tak ada duanya di dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi
kehormatan sebagai 'Bapak Ilmu Kimia Modern' oleh sejawatnya di seluruh
dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar